Jumat, 16 Juli 2010

Pesantren Lirboyo Gelar Pencak Dor


Kediri, lirboyo.com
Dalam rangka menyambut usianya yang menapaki satu abad, Panitia Peringatan Satu Abad Pondok Pesantren Lirboyo menggelar acara gelanggang bebas pencak dor di kompleks Aula Muktamar Lirboyo, Jumat, (09/07) malam.

Acara tersebut diikuti oleh ratusan pendekar silat Jawa Timur dari pelbagai perguruan. Puluhan ribu masyarakat dari belbagai daerah, bahkan rela berdesak-desakan guna menyaksikan pertandingan mereka.

Divisi Publikasi Peringatan Satu Abad Lirboyo Emha Nabil Haroen kepada NU Online mengatakan, “Pertandingan silat ini merupakan rangkaian kegiatan ulang tahun pondok. Selain menggelar seminar dan kegiatan bakti sosial, panitia juga bermaksud melestarikan budaya pencak silat yang sudah mengakar di kalangan pesantren sejak dulu kala,” kata Nabil.

Pihak panitia juga menyiapkan mobil ambulans guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu pesilat yang bertarung mengalami pendarahan, tambah Nabil.

Dalam pagelaran pencak dor tersebut, para pendekar saling beradu kesaktian di arena pertandingan yang terbuat dari bambu berukuran sekitar lima meter dan beralaskan matras.

Menariknya, tidak ada peraturan khusus yang ditentukan panitia, semuanya boleh bertarung secara bebas. Hanya saja, panitia meminta peserta melepas ‘jimat-jimat’ yang mereka gunakan ketika akan bertarung.

Masing-masing pesilat yang bertarung juga hanya mendapatkan nasi bungkus. Namun, hal itu ternyata tidak melunturkan minat para pesilat untuk bertarung. 

Antusiasme masyarakat terhadap pencak silat juga relatif tinggi. Puluhan ribu masyarakat dari pelbagai daerah rela berdesak-desakan guna menyaksikan pertandingan pencak dor. Saking banyaknya pengunjung yang datang, nuansa emosional dalam pagelaran pencak dor tersebut begitu kentara. Insiden-insiden kecil pun sempat menyeruak.

Hal itu terlihat ketika para penonton penglihatannya merasa terhalangi orang-orang yang berkerumun di atas panggung. Penonton melemparkan batu dan sandal agar orang-orang yang mengganggu penglihatan mereka segera menyingkir.

Salah satu pembantu wasit yang terkena lemparan merasa gerah dan mengacungkan tangan mengancam pada penonton. Namun, amukan massa tidak mereda dan justru memintanya turun untuk bertarung. Untungnya, panitia bertindak cepat untuk menyelesaikannya. Sehingga pertarungan massal pun dapat terhindarkan.

Sekedar catatan, pesantren Lirboyo dulu memang terkenal banyak melahirkan pendekar-pendekar pencak silat. Salah satu Pengasuh Pesantren Lirboyo yang dikenal memiliki kanuragan tinggi almarhum almaghfurllah KH. Maksum Jauhari (Gus Maksum), pendiri Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa (PN). 

Selain dikenal memiliki sikap rendah hati dengan ketinggian ilmu agama dan pencak, Gus Maksum juga dikenal memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat di luar pondok. Sejak zaman kolonialisme hingga era reformasi Gus Maksum selalu berada di pihak masyarakat untuk menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi.

Pagelaran pencak dor rencananya akan digelar kembali pada tanggal 17 juli mendatang. Dan untuk malam ini, Panitia Satu Abad akan menggelar sepak bola api guna mewarnai histeria final piala dunia. (mka)
Pengirim : MISYKAT
Tanggal : 11.07.2010, 23:08

2 komentar:

  1. Penyelenggaraan PENCAK DOR sudah mulai jarang saat ini. Padahal pencak dor dapat meningkatkan ukhuwah di kalangan pesilat Indonesia lho...

    BalasHapus
  2. sebagian asumsi emng seperti itu,,

    BalasHapus

asumsi anda